Qk6tZv5oorYOvbzoT8fSpmGbsikUNLG55TOQFNMJ

Iblis; Pemanipulasi, Perusak Amal Kebaikan



Sigit Suhandoyo. Dalam khasanah keislaman, iblis dikenal dengan kesiap-sediannya untuk tugas-tugas yang dipilihnya. Iblis berpengalaman menjerumuskan manusia, termasuk dalam disiplin hukum dan spritualisme Islam. Mungkin kelicikan Iblis yang paling besar adalah mengubah kebaikan-kebaikan (amal sholeh) manusia menjadi teralihkan, menyimpang dan setidaknya mengurangi kesempurnaannya.

Kesempatan yang disukai oleh Iblis untuk mendesak perbuatan orang-orang shaleh adalah selama waktu shalat. Setan mengisi pikiran dengan pandangan-pandangan kebaikan di luar sholat, merusak konsentrasi, hingga hilang kekhusyu’an dalam shalat. 

Setan pernah mengganggu shalat seorang sahabat yang bernama Utsman bin Abil ‘Ash,

يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ صَلَاتِي وَقِرَاءَتِي يَلْبِسُهَا عَلَيَّ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ، فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْهُ، وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلَاثًا» قَالَ: فَفَعَلْتُ ذَلِكَ فَأَذْهَبَهُ اللهُ عَنِّي(1) 

Wahai Rasulullah, setan telah menghalangi antara aku dan sholatku serta mengacaukan bacaanku. Maka Rasulullah saw bersabda: Itu adalah setan yang disebut Khanzab. Jika engkau merasakan sesuatu gangguan, maka bacalah ta’awudz dan meniuplah kekiri 3 kali. Utsman berkata, aku melakukannya dan Allahpun menghilangkan was-was syaithan dariku.

Demikian pula syaithan mengganggu sholat seseorang sahabat dengan meniup-niup pada duburnya, sehingga menimbulkan was-was pada dirinya seolah ia telah batal wudhunya. Ketika ditanyakan kepada Nabi saw, beliau bersabda, “لاَ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا”(2)  jangan membatalkan shalat hingga mendengar suara atau merasakan angin.

Tak hanya merusak kualitas ibadah, ketika ibadah itu dilaksanakan, melainkan juga setelah ibadah itu diselesaikan. Iblis membisikkan kepada manusia untuk meyebarkan kebaikan yang dilakukannya (riya) dan mencari ridho selain Allah. 

Dalam beberapa literatur, yang disusun oleh para ulama tasawuf. Ragam kisah tentang manipulasi Iblis atas amal sholeh manusia, dapat diambil pelajarannya, seperti kisah tertipunya seorang yang awalnya ikhlas ingin menebang pohon yang dijadikan media kemusyrikan. Kisah tertipunya seorang ahli ibadah, karena keinginanya untuk lebih khusyu sholatnya, akhirnya bersujud kepada Iblis yang menampakkan diri dalam sosok yang khusyu sholat. Kisah seorang pemuda yang melakukan maksiat yang dianggapnya ringan, meminum minuman keras hingga akhirnya ia membunuh orang lain, serta beragam kisah yang lain.

Kajian sederhana tentang Iblis ini hanya berkenaan dengan sebagian kecil catatan-catatan para ulama tafsir yang dihimpun, yang sebagiannya penafsir masa lampau dan sebagiannya penafsir kontemporer. Pembahasan tentang Iblis dan motifnya ini semoga menjadi penguat keimanan kepada yang ghaib. Dan dalam kaitannya dengan Iblis, berarti menumbuhkan kesadaran bahwa ia adalah musuh yang nyata bagi manusia. Wallahu a’lam bishowab.


Catatan Kaki

  1. Muslim bin al Hajjaj, Shahih Muslim, (Beirut : Daar Ihya al-Turats al-Arabiy, tth),, jilid 4, hlm 1728, hadits no 2203.
  2. Muhammad bin Isma’il al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Riyadh: Dar Thuwaiq al-Najah, cet. pertama, 1422 H), Jilid 3, hlm 54, hadits no 2056.


Related Posts

Related Posts

Posting Komentar