Qk6tZv5oorYOvbzoT8fSpmGbsikUNLG55TOQFNMJ

Menjadi Tetangga Ular



Ibnu Adha El-Malik. Sahabat Madani,,Ga terasa udah masuk musim penghujan. Berita Kebanjiran akan menjadi kabar yang paling kita dengar dan kita liat di Televisi dan Internet. Posko pengungsi akan menjamur dimana-mana, terutama di kota-kota besar langganan banjir. Kerusakan alam yang di sebabkan “pembangunan” yang kurang “bersinergi dengan Alam”, menyebabkan bencana yang juga di rasakan oleh manusia.

Oiya Sahabat Madani, ternyata yang mengungsi tidak hanya manusia. Ketika bencana Kebanjiran, hewan-hewan juga akan ikut mengungsi karena habitatnya tenggelam, terutama Ular. Ular ? iya hewan yang tidak bertangan dan berkaki ini juga ikut mengungsi. Kenapa ? habitatnya terutama tempat tinggalnya kemasukan air. Lubang-lubang atau tempat-tempat di sekitar air adalah tempat favorit ular. Semua jenis Ular bernafas dengan paru-paru, termasuk ular laut. Jadi mereka berusaha menyelamatkan diri dan mencari tempat yang nyaman untuk berlindung. 

Ular juga merupakan hewan Nomaden, ketika makanan habis dan tempat bersembunyinya sudah tidak “nyaman” maka ular akan berpindah. Kenyamanan juga termasuk suhu lingkunganya, ular adalah hewan berdarah dingin, jadi ular juga berpindah mencari tempat dengan suhu yang sesuai untuk tubuhnya. Situasi-situasi inilah yang terkadang menyebabkan ular harus berpindah. Berpindah kemana ? ke tempat yang nyaman dan banyak makananya. Tempat yang di sukai adalah tempat yang lembab dan kering. Makananya apa?, banyak tergantung jenis ularnya, tapi tikus, katak, cicak, burung kecil dan ayam adalah makanan yang paling sering di incar.

Kemunculanya selalu membuat heboh, apalagi jika di pemukiman, kemungkinan untuk selamat sangat kecil. Kenapa ular harus selamat ? Allah sudah menciptakan Bumi ini beserta dengan sistemnya, kita mengenalnya dengan nama ekosistem. Ular adalah bagian dari ekosistem, ular menjaga kesimbangan alam dengan memangsa hewan-hewan yang menjadi mangsanya, salah satunya dan yang paling sering jadi incaran adalah tikus. Jika ular berkurang, maka tikus yang akan menjadi lebih banyak. Apalagi ular kan bukan hama, jadi tidak untuk di binasakan. Ular adalah hewan yang bisa kita temui dimana saja, tidak hanya di hutan. Sudah sering kita melihat berita kemunculan ular di pemukiman padat, di dalam rumah bahkan di Gedung-gedung bertingkat. Bisa di katakan, ular juga merupakan tetangga kita.

Nah untuk mengantisipasi adanya kemunculan ular dan menjadi “tetangga” yang baik, Yayasan Sahabat Indonesia Madani, melalui SIM Rescue Respons mengadakan pelatihan Snake Education dan Handling Training, bekerjasama dengan KOPHI (Komunitas Pecinta Hewan Indonesia) dan IEA (Indonesian Escorting Ambulance). Kegiatan pada Tanggal 25 September 2021 di selenggarakan di Kecamatan  Cipayung. 

Kegiatan ini di ikuti perwakilan komunitas dan Perusahaan Pestcare PRIMAKARE. Kegiatan ini dilakukan dua sesi, materi kelas selama kurang lebih 2 jam dan di lanjutkan praktek Handling ular. Semua peserta di wajibkan untuk melakukan praktek handling. Edukasi yang kita berikan antara lain, mengembalikan ular sesuai dengan fungsinya di alam, menghilangkan mitos-mitos yang terkait dengan ular, mempelajari biologi ular, Pertolongan Pertama Pada Gigitan Ular (PPGU), identifikasi ular dan praktek handling ular. 


Sahabat Madani, kami hanya ingin mengembalikan ekosistem agar tidak menjadi bencana manusia. Salah satunya dengan mengembalikan ular sebagai bagian dari habitat alam dan ekosistem bumi. Kita juga mengkampanyekan untuk menjaga para pemangsanya ular, biawak, garangan, burung Elang, burung Hantu untuk terus di lestarikan.

Semoga dengan pelatihan ini bisa memberikan manfaat untuk masyarakat dan juga untuk kebaikan alam kita yang sudah Allah ciptakan untuk kebaikan manusia.

Selamatkan Ular, Lestarikan Alam, Selamatkan manusia.

Waspada, dan Jangan Bunuh Ular.

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar