Qk6tZv5oorYOvbzoT8fSpmGbsikUNLG55TOQFNMJ

Etika Murabbi (Guru)


Meski tidak dapat dipungkiri setiap murabbi memiliki gaya, metode maupun strategi pembelajaran yang berbeda-beda, gagasan al-Ghazali tentang etika pendidik berikut ini dapat menjadi panduan bagi kompleksitas peran seorang murabbi.

Pertama, Menghargai kekurangan dan kelebihan para murid. Al-Ghazali meyakini bahwa perubahan signifikan para karakter murid adalah, ketika mendapati murabbi mereka sepenuhnya sensitif terhadap kelemahan dan kesalahan para murid, namun tidak meremehkan mereka, melainkan tetap mencintai, menghargai dan meyakini potensi mereka untuk berubah. 

Demikian pula hendaknya, murabbi tidak melihat kelebihan yang terdapat pada murid-murid sebagai sebuah ancaman yang dapat merusak kredibilitasnya. Menurut al-Ghazali salah satu keberhasilan pendidikan adalah, apabila menghasilkan murid yang pada saatnya memiliki kualitas yang lebih unggul dari murabbinya.

Kedua, bersikap menumbuhkan kepercayaan diri para murid. Murabbi hendaknya tidak mengklaim prestasi murid adalah karena kecerdasan dan kehebatannya. Pastikan kepada masing-masing murid bahwa setiap perkembangan yang mereka raih dalam proses pendidikan sepenuhnya adalah anugrah Tuhan atas upaya dan kerja keras mereka. Menurut al Ghazali, murid-murid yang memiliki ketergantungan pada murabbinya adalah murid yang sakit.

Ketiga, Memberikan beban secara bertahap. Murabbi tidak boleh memberikan pengajaran maupun tugas yang diluar kapasitas para murid. Namun perlu dicamkan, jika murid sudah mencapai tahapan tertentu dari sebuah kompetensi, pastikan mereka untuk istiqomah menjaga kompetensi tersebut. 

Keempat, Menasihati secara personal, bukan menunjukkan aib murid secara terbuka. Menunjukkan kekurangan murid secara terbuka di depan public, ataupun dihadapan murid lain, hanya akan mendatangkan rasa tidak hormat murid terhadap murabbinya, menumbuhkan kebencian dan mendorong sikap keras kepala.

Menasihati secara personal dan tertutup, menjadikan murid merasa diperhatikan dan dicintai dengan tulus. Hal ini menurut al-Ghazali, akan menumbuhkan motivasi murid untuk berubah.

Kelima, Terlarang keras bagi seorang murabbi menghina keilmuan orang lain dihadapan para murid, dengan tujuan mengagungkan diri sendiri. Murid-murid hendaknya meneladani dari murabbi mereka keyakinan, kesabaran, kerendah hatian dan toleransi dalam kebenaran.

Keenam, Mengamalkan apa yang diajarkan. Seorang murabbi hendaknya berupaya keras untuk mengamalkan apa yang diajarkannya dan bertaubat atas segala kekurangannya dan kelemahannya. Setidaknya hatinya tidak mendustai apa yang diajarkan. Hasbunallah wa ni'mal wakil. 

Naskah ini disadur secara bebas dari gagasan-gagasan Abu Hamid al-Ghazali.ss


Related Posts

Related Posts

Posting Komentar