Qk6tZv5oorYOvbzoT8fSpmGbsikUNLG55TOQFNMJ

Hadits Tentang Mendidik Anak Untuk Mendirikan Sholat


Sholat merupakan salah satu ibadah penting dalam Islam. Rukun Islam yang kedua ini, merupakan tiang agama. Dalam hal ini orang tua selaku pendidik, memiliki kewajiban mendidik anak-anak sejak kecil, untuk melaksanakan ibadah dengan ketulusan, kecintaan dan kedisiplinan. Dengan demikian diharapkan ia akan lebih mudah untuk mengerjakannya secara baik di waktu dewasanya. 

Rasulullah saw mewajibkan kepara para orang tua untuk memerintahkan kepada anak-anaknya agar mengerjakan sholat dan memaksa anak-anak jika mereka masih enggan mengerjakan sholat.

Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya ra berkata, Rasulullah saw bersabda,

مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ

Perintahkan anakmu untuk sholat ketika usia mereka 7 tahun dan pukullah mereka (jika tidak sholat) di usia 10 tahun serta pisahkan mereka dari tempat-tempat tidur mereka. (Hadits Riwayat Abu Dawud no 495)


Pelajaran Dari Hadits

  1. Memotivasi anak untuk melakukan kebaikan harus didahulukan daripada mengancam memberi hukuman kepada mereka. Karena itu orang tua selaku pendidik, sebaiknya tidak memukul anak-anak tanpa kesefahaman sebelumnya. Sebagaimana hadits ini yang memerintahkan membiasakan sholat kepada anak sejak usia 7 tahun dan memberi hukuman kepada mereka jika tidak mau mengerjakan sholat setelah 3 tahun masa pembiasaan sholat.
  2. Hukuman pukulan adalah sarana untuk merluruskan anak bukan untuk balas dendam atau menyalurkan emosi kemarahan kepada anak. Karenanya disyari’atkan untuk memukul pada bagian yang aman dan tidak menyakitkan.
  3. Bersikap keras terkadang diperlukan juga dalam pendidikan, namun diharapkan orang tua memperhatikan fase perkembangan anaknya. 
  4. Pemberian hukuman sebaiknya disertai dengan pemberian pemahaman kepada anak, baik melalui pembiasaan maupun pemberian nasihat. Semua metode pendidikan harus dijalankan sebagai sebuah kesatuan yang harmonis. Jangan sampai anak hanya memahami dari orang-tuanya hanya bahasa hukuman semata. (ss) 


Related Posts

Related Posts

Posting Komentar