Qk6tZv5oorYOvbzoT8fSpmGbsikUNLG55TOQFNMJ

3 Rahasia Batin Dalam Sholat

Sholat merupakan tiang agama, ia merupakan amalan pertama manusia yang akan dihisab kelak. Dengan demikian, selayaknya setiap Muslim senantiasa berupaya untuk meningkatkan kuantitas dan juga kualitas sholat. 

Ibnu Qudamah menuturkan bahwa untuk meningkatkan kualitas sholat dapat dilakukan dengan menjaga adab batin kepada Allah. Berikut 3 rahasia batin dalam sholat, sebagaimana tertulis dalam bukunya, Mukhatashar Minhajul Qasidhin.

Menghadirkan hati 

Maknanya adalah mengosongkan hati dari hal-hal yang bisa mengusiknya. Sebab yang demikian itu adalah hasrat. Jika muncul hasrat yang hendak mengusik hatimu, maka tidak ada jalan lain kecuali mengembalikan hasrat kepada sholat. Pengalihan hasrat seperti ini bisa menguat dan melemah tergantung pada kekuatan iman terhadap akhirat dan meremehkan dunia. Jika engkau merasa bahwa hatimu tidak hadir dalam sholat maka ketahuilah bahwa sebabnya adalah iman yang lemah. Karena itu berusaha keraslah untuk menguatkan iman.

Orang yang hendak sholat harus menghadirkan hatinya dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan sholat, jika dia mendengar seruan muadzin maka seolah-olah ia mendengar seruan datangnya panggilan dari Zat Yang Maha Kuasa dan bergegas memenuhi seruan itu, perhatikanlah etika bertamu di rumah Allah. Sadarlah bahwa menutup aurat dalam shalat itu karena hendak menutupi aib badannya dari pandangan orang lain. Maka ingatlah aib batinnya dan keburukan-keburukan yang dia sembunyikan yang tidak diketahui kecuali Allah semata. Padahal tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari penglihatan-Nya, dan sesungguhnya hal ini harus membuatnya hati merasa malu kepada Allah.

Secara praktis upaya menghadirkan hati dalam sholat dapat juga dilakukan dengan membersihkan tempat sholat dari objek apapun yang bisa mengganggu penglihatan dan pendengaran. Termasuk juga mempersiapkan diri beberapa waktu sebelum sholat dengan merampungkan pekerjaan-pekerjaan dan mengarahkan fikiran untuk menunaikan sholat.

Memahami makna-makna ucapan dan gerakan

Memahami makna-makna do’a dalam sholat dapat memperkuat untuk menghadirkan hati. Fikiran harus dikonsentrasikan untuk memahami makna-makna bacaan dan do’a, sehingga sholat menjadi memiliki makna.

Jika telah menghadap kiblat maka itu berarti kita telah mengalihkan pandangannya dari berbagai arah ke satu arah yaitu baitullah ta’ala, dan mengarahkan hatinya kepada Allah ta’ala. Sebagaimana wajah yang mengarah ke Baitullah dan meninggalkan arah-arah yang lain, maka hati pun mengarah Allah dan meninggalkan hal-hal selain Allah.

Jika kita sudah bertakbir, maka janganlah hati  mendustakan lisan, karena sesungguhnya jika di dalam hati masih ada yang lebih besar daripada Allah maka itu adalah dusta..

Jika telah berta’awudz , maka ketahuilah bahwa ta’awudz adalah kembali kepada Allah, jika tidak kembali dengan hatimu berarti ucapanmu main-main. Pahamilah makna yang engkau baca. Pahamilah dengan segenap hatimu tatkala engkau mengucapkan Alhamdulillahi rabbil alamin, bacalah dengan lemah lembut tatkala engkau membaca arrahmanir rahim, bacalah dengan penuh pengagungan tatkala engkau membada maliki yaumiddin. Begitulah seterusnya dalam semua yang engkau baca.

Rasakanlah tawadhu’ saat engkau ruku’, rasakanlah kehinaan saat engkau sujud, karena engkau meletakkan jiwa pada tempatnya, dan mengembalikan cabang kepokoknya dengan cara sujud ke tanah yang darinya engkau diciptakan. Dan fahamilah makna dzikir dengan sepenuh perasaan.

Mengagungkan Allah dan takut kepada-Nya

Setiap hendak sholat, hadapkanlah seluruh jiwa kita untuk mengagungkanlah Allah, menetapkan pada diri kita kelemahan dan ketundukan kepada-Nya. Hadirkanlah dalam hati kita betapa banyak kekurangan dan dosa-dosa yang dengannya hati menjadi takut akan murka Allah dan mengharap akan ampunan-Nya. 

Demikianlah, mendirikan sholat dengan syarat-syarat batiniyah bisa membersihkan hati dari noda-noda, dan mendatangkan cahaya-cahaya di dalamnya yang dengannya tampaklah keagungan Yang Disembah, dan muncullah rahasia-rahasia yang tidak bisa diketahui kecuali oleh orang-orang yang alim. Wallahu a’lam bishowab (ss)


Related Posts

Related Posts

Posting Komentar